Senin, 20 Mei 2019

SISTEM INFORMASI PARIWISATA

SISTEM INFORMASI PARIWISATA
(Oleh Yuniarti Musfa)

Sistem informasi pariwisata adalah sebuah sistem yang menyajikan segala informasi mengenai suatu destinasi melalui jejaring internet dalam bentuk website ataupun sistem online sejenisnya. Selain itu sistem ini menjadi strategi dalam memasarkan dan mempromosikan suatu destinasi, dan menjadi peluang untuk melakukan bisnis. Adanya sistem informasi pariwasata sangat mempermudah wisatawan yang akan melalukan perjalanan ke suatu destinasi.
Elemen situs web yang paling utama yaitu:
- Konten yang ditulis tepat waktu dan terbaru
- Gambar positif dari destinasi
- Mudah digunakan
- Menarik untuk menargetkan pasar, bisa menarik wisatawan
- Rasa profesional
- Informasi yang berguna untuk mengubah minat menjadi penjualan
Website sebaiknya dibuat dengan desain yang mudah dimengerti dan di buat semenarik mungkin agar menarik minat pengunjung, penting pula memberi halaman kontak yang harus selalu aktif untuk mempermudah siapa saja yg mengunjugi website.
Desain situ web umumnya memiliki beberapa fase yaitu:
- Eksplorasi, situs web ini menyediakan beberapa halaman yang menjawab semua pertanyaan seperti elemen mana yang seharusnya masuk, dan berapa banyak informasi yang harus diinput.
- Tata letak struktural, DMO harus bekerja sama dengan desainer proffesional agar bisa menciptakan website yang keren dan unik dan mudah untuk dipahami audiance
- Desain, mendesain halaman situs, termasuk grafik, warna, font spasi, dan gerakan
- Konten, konten ini sebenarnya bersamaan dengan desain. Disini mereka mengumpulkan dan menyediakan konten tertulis, foto, video dan file audio untuk dimasukkan ke dalam website
- Implementasi, konten sudah mulai dimasukkan kedalam website tetapi belum bisa dicari oleh audiens
- Testing, semua konten yang telah di paparkan feedbacknya akan kembali ke pengembang
- Launch, semua konten yang ada website sudah bisa di akses oleh audience.
- Maintenance, seluruh pekerja dan pengembang website tersebut akan selalu berupaya untuk mengembangkan situs web tersebut.
Adanya situs web tentang pariwisata ini sangat membantu terumata bagi kaum milenial yang selalu memanfaatkan jejaring internet.

KEMITRAAN, KEPEMIMPINAN, DAN KOLABORASI

KEMITRAAN, KEPEMIMPINAN, DAN KOLABORASI
(Oleh Yuniarti Musfa)

Partnership atau Kemitraan merupakan hubungan yang sifatnya kerja sama antara beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang didalamnya setuju untuk bekerja sama dalam meraih tujuan bersama dan menyelesaikan kewajiban yang harus di capai serta menanggung resiko dan tanggung jawab secara bersama sama, untuk terlaksananya kemitraan perlu dilakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi seluruh program-program dengan lembaga-lembaga terkait yang berpartisipasi dalam kemitraan tersebut sehingga dapat membangun dan memperluas akses dan menjawab tantangan pengembangan kemitraan.
Collaboration atau Kolaborasi, sama halnya dengan kemitraan kolaborasi juga merupakan bentuk hubungan kerjasama yang di buat agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Leadership atau Kepemimpinan, sama halnya dengan kemitraan dan kolaborasi, adanya leadership juga bertujuan mencapai tujuan suatu organisai. Namun dalam pelaksanaannya Leadership memiliki beberapa peran seperti :
Visionary, yaitu harus berpandangan atau melihat jauh kedepan tentang peluang dan apa saja yg dapat di lakukan untuk membangun dan mencapai tujuan suatu organisasi
Coach, dengan adanya pengalaman maka dapat melatih untuk meningkatkan segala sesuatu yg memberi dampak positif organisasi
Champion, memiliki keinginan untuk menang atau unggul sehingga selalu optimis untuk mencapai tujuan organisasi
Scholar Teacher, dengan ilmu dan kepandaian yang dimiliki sehingga dapat mengajarkan dan memberi ilmu
Promoter, dapat menjadi promotor yang mempromosikan apa saja produk yang dia tawarkan demi kemajuan citra organisasi
Visitor servant, membantu dan melayani
Quality Controller, mampu mengontrol segala sesuatu yang ia kerjakan demi organisasi dengan memberikan kualitas yang terbaik
Steward, dapat membantu di dalam organisasi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi wisata yang sangat banyak, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, namun untuk pengembangan dan pengelolaannya belum dikelola secara optimal, salah satu faktornya, kurangnya SDM yang memiliki pengetahuan tentang pariwisata, olehnya itu kami hadir menjadi solusi untuk membantu pengembangan dan pengelolaan suatu potensi untuk dijadikan destinasi wisata.



Minggu, 05 Mei 2019

Kabupaten Bulukumba (Bugis: ᨀᨅᨘᨄᨈᨛ ᨅᨘᨒᨘᨀᨘᨅ) adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km² dan berpenduduk sebanyak 394.757 jiwa (berdasarkan sensus penduduk 2010). Kabupaten Bulukumba mempunyai 10 kecamatan, 27 kelurahan, serta 109 desa


Sejarah
Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya".
Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehiketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama "Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.
Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.
Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi "Bulukumba".
Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.
Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.
Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.
Slogan Kabupaten BulukumbaSunting
Paradigma kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan memberikan nuansa moralitas dalam sistem pemerintahan yang pada tatanan tertentu menjadi etika bagi struktur kehidupan masyarakat melalui satu prinsip "Mali’ siparappe, Tallang sipahua."
Ungkapan yang mencerminkan perpaduan dari dua dialek bahasa Bugis – Konjo tersebut merupakan gambaran sikap batin masyarakat Bulukumba untuk mengemban amanat persatuan di dalam mewujudkan keselamatan bersama demi terciptanya tujuan pembangunan lahir dan batin, material dan spiritual, dunia dan akhirat.
Nuansa moralitas ini pula yang mendasari lahirnya slogan pembangunan "Bulukumba Berlayar" yang mulai disosialisasikan pada bulan September 1994 dan disepakati penggunaannya pada tahun 1996. Konsepsi "Berlayar" sebagai moral pembangunan lahir batin mengandung filosofi yang cukup dalam serta memiliki kaitan kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan dengan masyarakat Bulukumba.
"Berlayar", merupakan sebuah akronim dari kalimat kausalitas yang berbunyi "Bersih Lingkungan, Alam Yang Ramah". Filosofi yang terkandung dalam slogan tersebut dilihat dari tiga sisi pijakan, yaitu sejarah, kebudayaan dan keagamaan.
Pijakan SejarahSunting
Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap kolonial Belanda dan Jepang menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 diawali dengan terbentuknya "barisan merah putih" dan "laskar brigade pemberontakan Bulukumba angkatan rakyat". Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita–cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Pijakan KebudayaanSunting
Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah "legenda modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional, melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis pinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subjek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.
Pijakan KeagamaanSunting
Masyarakat Bulukumba telah bersentuhan dengan ajaran agama Islam sejak awal abad ke–17 Masehi yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran agama Islam ini dibawa oleh tiga ulama besar (waliyullah) dari Pulau Sumatra yang masing–masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar) dan Dato Pattimang (Luwu). Ajaran agama Islam yang berintikan tasawwuf ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhud, suci lahir batin, selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid "appasewang" (meng-Esa-kan Allah SWT). Selain itu Terdapat Mesjid tertua ketiga di Sulawesi Selatan yang dinamakan Masjid Nurul Hilal Dato Tiro yang terletak di Kecamatan Bontotiro.


Pariwisata di Kabupaten Bulukumba sangat beragam, misalnya :

Wisata Bahari
Sunting
Pantai Tanjung Bira
Pantai Lemo-lemo
Pantai Batu Tallasa
Pantai Kalukubodo
Pantai Butung keke
Pantai Apparalang
Pantai Bara
Pantai Mandala Ria
Pantai Kasuso
Pantai Samboang
Pantai Ujung Tiro
Pantai Marumasa
Pantai Panrang Luhu
Pulau Kambing
Pulau Liukang Loe
Wisata Alam
Sunting
Permandian Alam Sungai Sempit
Air Terjun Bravo
Bukit Kahayya
Goa Passohara
Goa Passea
Permandian Alam Hila-Hila
Permandian Alam Limbua
Perkebunan Karet Balombessie
Puncak Pua Janggo
Wisata Sejarah, Budaya dan Religi
Sunting
Tempat Pembuatan Perahu Tradisional Pinisi
Kawasan Adat Ammatoa Kajang
Makam Dato’ Tiro
Masjid Nurul Hilal Dato’ Tiro
Islamic Center Dato’ Tiro
Eko Wisata
Sunting
Taman Cekkeng Nursery
Pinisi park
Hutan kota
Taman kota

Hotel yang ada di bulukumba





Restoran yang da di Bulukmba
RM. Agri
Anda Beach Restaurant
Warung Bambo
The Bira Good Bar
Lahongka Panorama Cafe
Salassa
Bira Beach Restaurant


Senin, 22 April 2019

STAKEHOLDER

Stakeholder yang memiliki perencanaan yang baik dalam mengembangkan suatu daya tarik wisata. Alasan adanya kemitraan yaitu memberikan peluang kepada para stakeholder yang ingin terlibat langsung dalam pengembangan suatu daya tarik wisata, selain itu juga dapat menjadi peluang bagi pengembangan ekonomi untuk masyarakat setempat  dimana semua pihak pariwisata akan merasakan dampak dari adanya pariwisata. Hal yang terpenting dalam pengelolaan suatu daya tarik wisata adalah pemasaran. Suatu daya tarik wisata tidak akan dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan ketika tidak melakukan pemasaran. Pemasaran dilakukan bertujuan untuk mempromosikan suatu daya tarik wisata agar dikunjungi dan lebih di kenal oleh wisatawan.  

Terdapat 5 kelompok stakeholder atau pemangku kepentingan di dalam manajemen destinasi, yaitu :
1. Visitors / pengunjung : Mereka termasuk orang yang berlibur atau melakukan perjalanan, bisnis, MICE, mengunjungi rekan kerja ataupun kerabat, dan pengunjung lainnya.
2. Tourism Sector Organizations / Organisasi Sektor Pariwisata : Perusahaan dan jenis organisasi lainnya yang terlibat langsung dalam pariwisata seperti DMO, Transportasi, Travel, Hotel, ataupun Media.
3. Community / Komunitas : Penduduk lokal dan pemimpin politik, agama, asosiasi bisnis, dan lainnya.
4. Environment / Lingkungan : Sumber daya warisan alam dan budaya dari destinasi, seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan organisasi lain yang bertujuan untuk melindungi sumber daya yang ada.
5. Goverment / Pemerintah :  Lembaga sektor publik dengan keterlibatan langsung atau tidak langsung dalam pariwisata, seperti pemerintah lingkup nasional, regional, provinsi, lokal, ataupun agensi lain.

Dari 5 kelompok stakeholder atau pemangku kepentingan diatas saling bekerjasama dalam mencapai tujuan destinasi dengan tindakan hubungan pemangku kepentingan /stakeholder relationship actions. Adapun stakeholder relationship actions adalah sebagai berikut :
1. Analyzing
Proses mengukur dan menganalisis pendapat dan pemikiran stakeholder tentang status sektor pariwisata yang ada pada saat ini, serta masalah dan tantangan apa yang akan di hadapi di masa depan.
2. Celebrating
Proses merayakan kesuksesan, menyatukan keberhasilan, dan kisah-kisah sukses pariwisata dalam sebuah destinasi.
3. Communicating
Proses dimana seluruh pemangku kepentingan yang terlibat saling berkomunikasi untuk menentukan posisi dan tugas seluruh pemangku kepentingan.
4. Informing
Memberikan informasi tentang tugas dan tanggung jawab serta memberi batasan-batasan terhadap informasi yang diberikan kepada pemangku kepentingan yang terlibat.
5. Involving
Penyusunan draft perencanaan pada manajemen destinasi
6. Loading and Coordinating
Melakukan persiapan dalam pelaksanaan tugas-tugas pemangku kepentingan dan menyiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi resiko yang mungkin terjadi.
7. Listening
Seluruh pemangku kepentingan ataustakeholder yang terlibat berdiskusi untuk saling mendengarkan pendapat dan masukan mengenai tugas dan tanggung jawab yang dijalankan dalam perencanaan suatu destinasi.
8. Representing
Pada tahap ini stakeholder yang terlibat melakukan perbaikan terhadap seluruh hal yang kurang optimal kemudian membuat laporan untuk menginformasikan keseluruh pihak. (Kiki Rezky Ananda Sam Putri, 2019)


Senin, 15 April 2019

PARIWISATA, DESTINASI DAN TATA KELOLA

PARIWISATA,  DESTINASI DAN TATA KELOLA 
Oleh (Yuniarti Musfa)

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu di suatu daerah ke daerah lainnya bersama kelompok atau individu. Dengan maksud tujuan perjalan untuk memenuhi kepuasan, bersenang – senang atau rekreasi, berobat, berkunjung ke teman atau keluarga, mencapai ingin tahu atau rasa penasaran, belajar dan lain – lain.

Adapun tujuan pariwisata yaitu :
1. Business tourism adalah suatu perjalan dinas atau tugas dari kantor untuk dating mengerjakan sesuatu, atau rapat tertentu.
2. Vocational tourism adalah suatu perjalan yang dilakukan orang-orang di waktu senggang atau disaat musim libur     
3.  Educational tourism adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh orang dengan bertujuan mencari ilmu atau belajar seperti study tour atau study banding.

Ada beberapa  jenis-jenis wisata yaitu :
a.  Wisata alam adalah daya tarik wisata yang berbasis alam seperti pantai, air terjun, danau, dan lain-lainnya.
b. Wisata budaya adalah daya tarik wisata yang ada unsur budaya seperti museum, acara adat, peninggalan-peninggalan dan lain-lain
c.  Wisata buatan adalah daya tarik manusia yang di sentuh oleh manusia seperti wahana permainan, permandian, dan lain-lainnya.

Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Destinasi adalah suatu kawasan yang didatangi oleh wisatawan untuk dikunjungi dan di dalamnya terdapat berbagai komponen seperti :
1.  Attractions (atraksi) adalah suatu yang menarik wisatawan nasional maupun internasional di suatu objek wisata atau destinasi untuk melihat keindahan, kesenian, kuliner, dan lain-lainnya.
2.  Amenities (amenitas) adalah fasilitas yang terdapat di suatu destinasi untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan pengunjung seperti akomodasi, restoran, bar, pusat perbelanjaan atau souvenir, café, dan lain-lainnya.
3.  Accessibility (aksesibilitas) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan transportasi atau sesuatu yang bisa membuat wisatawan dating ke suatu destinasi ke destinasi lainnya.
4. Accommodation (akomodasi) adalah suatu bangunan yang ditempati beristirahat untuk para pengunjung yang dating di suatu destinasi seperti hotel, apartement, motel, hostel, cottage, bungalow, inn, guest house, losmen dan lain-lainnya.
5. Activity (aktivitas) adalah suatu yang dilakukan oleh pengunjung di dalam destinasi atau daya tarik wisata seperti berolahraga, bermain, belajar, berkreasi, berenang, berfoto dan lain-lainnya.

Manajemen destinasi adalah kata kuncinya koordinasi jadi kalau berbicara destination menyatakan bahwa bagaimana caranya berkoordinasi, mengidentifikasikan semua elemen dalam kondisi memasarkan destinasi mix. Ada dua pendekatan dalam menjawabnya yaitu destination management itu tata kelola atau integrasi atau koordinasi elemen-elemen yang membentuk sebuah destinasi yaitu menurut UNWTO elemennya ada 6 sementara morison melihat dari sisi lain yaitu transportasi, fasilitas, dll. Mereka-mereka yang bergerak di bidang transfortasi, hospitality dan akademisi masuk di human resources karena dia yang memproduksi, jika akademisinya tidak bagus maka produk yang dihasilkan juga tidak bagus.

Manajemen destinasi memerlukan koalisi banyak pihak. Organisai dan kepentingan bekerja menuju tujuan bersama. Peran organisasi manajemendestinasi harus memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan di bawah strategi yang koheren. Mereka tidak mengandalikan kegiatan mitra mereka tetapi menyatukan sumber daya dan keahlihan dan tingkat kemandirian dan objektivitas untuk memimpin jalan ke depan. Oleh karena itu, DMO harus mengembangkan dan mengelola kemitraan. Meskipun DMO biasanya melakukan kegiatan pemasaran, kewenangan mereka menjadi jauh lebih luas, untuk menjadi pemimpin strategis dalam pengembangan tujuan.

Tata kelola destinasi adalah suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasi semua elemen seperti atraksi, aksesibilitas, aktivitas, akomodasi dan amenitas. Setiap destinasi memiliki 4 komponen yaitu :
1. Physical products yaitu seperti atraksi, fasilitas, transportasi, dan infrastruktur. Atraksi yang berpengaruh dengan pengunjung yang datang. Pengunjung tertarik ke destinasi tersebut upaya ingin mengetahui produk apa yg di jual pada destinasi tersebut. Atraksinya seperti pantai yang indah akan di minati banyak kalangan sehingga menarik wisatawan berkunjung. Dan untuk menuju ke daya tarik tersebut dengan menggunakan transportasi baik itu motol, mobil, kapal dan lain-lainnya. Selain itu, infrastruktur juga lebih penting dalam kenyamanan pengunjung, yang termasuk dalam infrastruktur yaitu tenaga listrik. Air, jaringan dan lain-lainnya.
2. People yaitu penduduk memberikan pelayanan yang baik untuk tamu atau pengunjung. Misalnya di destinasi kita harus memberikan pelayanan yang baik mulai dari akomodari, akses, maupun amenitas sehingga pengunjung dapat perasaan atau rasa aman dan akan berkunjung kembali ke destinasi itu.
3. Packages yaitu paket wisata yang di buat untuk para wisatawan. Paket wisata di kumpulkan agen perjalanan, operator tur dan lainnya dan menggabungkan banyak elemen dari total pengalaman perjalan. Paket wisata ini dapat di jumpai di travel agent atau di media online lainnya.
4. Programs yaitu aktivitas apa saja yang ada di dalam destinasi tersebut, seperti acara, event, festival dan lain-lainnya. Semua di rancang dengan baik dan dipromosikan dengan baik menarik para wisatawan ke destinasi tersebut, sehingga mereka berbagi peran ini dengan atraksi. Program kegiatan atau aktivitas ini di atur untuk wisatawan minat khusus.


Elemen-elemen membentuk destinasi yaitu
1. Attractions (atraksi) adalah suatu yang menarik wisatawan nasional maupun internasional di suatu objek wisata atau destinasi untuk melihat keindahan, kesenian, kuliner, dan lain-lainnya.
2. Amenities (amenitas) adalah fasilitas yang terdapat di suatu destinasi untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan pengunjung seperti akomodasi, restoran, bar, pusat perbelanjaan atau souvenir, café, dan lain-lainnya.
3.  Accessibility (aksesibilitas) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan transportasi atau sesuatu yang bisa membuat wisatawan datang ke suatu destinasi ke destinasi lainnya. Seperti mobil, motor, bus, kapal, perahu, pesawat dan lain-lainnya.
4. Human resources adalah proses mendapatkan karya terbaik dari setiapkaryawan dan berperan penting untuk memajukan pariwisata.
5. Image and character (citra destinasi) adalah bagian penting sejumlah gambaran, kepercayaan, presepsi dan pikiran dari wisatawan terhadap suatu destinasi yang melibatkan berbagai produk dan atribut wisata destinasi terkait.
6. Price (harga) adalah salah satu factor kunjungan wisatawan disuatu destinasi seperti harga tiket, tiket masuk, dan transportasi disuatu destinasi.



DESTINATION MANAGEMENT ORGANISATION (DMO)

DESTINATION MANAGEMENT ORGANISATION (DMO)
Oleh (Yuniarti Musfa)

Destination Management Organization (DMO) adalah struktur tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat di destinasi pariwisata.


Tata kelola destinasi adalah suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasi semua elemen  atau destination mix seperti atraksi, aksesibilitas, aktivitas, akomodasi dan amenitas. Setiap destinasi memiliki 4 komponen yaitu :
1.  Physical products yaitu seperti atraksi, fasilitas, transportasi, dan infrastruktur. Atraksi yang berpengaruh dengan pengunjung yang datang. Pengunjung tertarik ke destinasi tersebut upaya ingin mengetahui produk apa yg di jual pada destinasi tersebut. Atraksinya seperti pantai yang indah akan di minati banyak kalangan sehingga menarik wisatawan berkunjung. Dan untuk menuju ke daya tarik tersebut dengan menggunakan transportasi baik itu motol, mobil, kapal dan lain-lainnya. Selain itu, infrastruktur juga lebih penting dalam kenyamanan pengunjung, yang termasuk dalam infrastruktur yaitu tenaga listrik. Air, jaringan dan lain-lainnya.
2.  People yaitu penduduk memberikan pelayanan yang baik untuk tamu atau pengunjung. Misalnya di destinasi kita harus memberikan pelayanan yang baik mulai dari akomodari, akses, maupun amenitas sehingga pengunjung dapat perasaan atau rasa aman dan akan berkunjung kembali ke destinasi itu.
3.  Packages yaitu paket wisata yang di buat untuk para wisatawan. Paket wisata di kumpulkan agen perjalanan, operator tur dan lainnya dan menggabungkan banyak elemen dari total pengalaman perjalan. Paket wisata ini dapat di jumpai di travel agent atau di media online lainnya.
4.  Programs yaitu aktivitas apa saja yang ada di dalam destinasi tersebut, seperti acara, event, festival dan lain-lainnya. Semua di rancang dengan baik dan dipromosikan dengan baik menarik para wisatawan ke destinasi tersebut, sehingga mereka berbagi peran ini dengan atraksi. Program kegiatan atau aktivitas ini di atur untuk wisatawan minat khusus.


Manjemen Destinasi adalah kata kuncinya koordinasi jadi kalau berbicara destination menyatakan bahwa bagaimana caranya berkoordinasi, mengidentifikasikan semua elemen dalam kondisi memasarkan destinasi mix. Ada dua pendekatan dalam menjawabnya yaitu destination management itu tata kelola atau integrasi atau koordinasi elemen-elemen yang membentuk sebuah destinasi yaitu menurut UNWTO elemennya ada 6 sementara morison melihat dari sisi lain yaitu transportasi, fasilitas, dll. Mereka-mereka yang bergerak di bidang transfortasi, hospitality dan akademisi masuk di human resources karena dia yang memproduksi, jika akademisinya tidak bagus maka produk yang dihasilkan juga tidak bagus.


Destination management organitation (DMO) memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk koordinasi dan integrasi elemen campuran dan untuk pemasaran. Tersebar di seluruh dunia dan mencakup banyak ukuran dan jenis organisasi yang berbeda, DMO telah ada setidaknya selama 100 tahun. Banyak DMO adalah departemen pemerintah, sementara yang lain adalah semi-pemerintah. Struktur DMO bervariasi sesuai dengan praktik local dan system pemerintahan.


Manajemen destinasi adalah manejemen terkoordinasi dai semua elemen yang membentuk destinasi (atraksi,fasilitas, akses, pemasaran, dan harga). Manajemen destinasi mengambil pendekatanstrategis untuk menghubungkan entitas yang terkadang sangat terpisah ini untuk managemen destinasi yang lebih baik. Managemen yang tergabung dapazt membantu untuk menghindari duplikasi usaha sehubungan dengan pelatihan. Dukungan bisnis dan mengidentifikasi setiap celah manajemen yang tidak di tangani. Ada beberapa pilihan untuk tata kelola managemen destinasi sebagai berikut


Manajemen destinasi memerlukan koalisi banyak pihak. Organisai dan kepentingan bekerja menuju tujuan bersama. Peran organisasi manajemendestinasi harus memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan di bawah strategi yang koheren. Mereka tidak mengandalikan kegiatan mitra mereka tetapi menyatukan sumber daya dan keahlihan dan tingkat kemandirian dan objektivitas untuk memimpin jalan ke depan. Oleh karena itu, DMO harus mengembangkan dan mengelola kemitraan. Meskipun DMO biasanya melakukan kegiatan pemasaran, kewenangan mereka menjadi jauh lebih luas, untuk menjadi pemimpin strategis dalam pengembangan tujuan.


Organisasi manajemen destinasi umumnya termasuk dalam salah satu kategori berikut :

1.       National Tourism Authourities (NTA) otoritas pariwisata nasional atau organisasi (NTO), yang bertanggung jawab untuk pengelolaan dan atau pemasaran pariwisata ditingkat nasional
2.       DMO regional, provinsi atau Negara bagian (RTO) betanggung jawab  di wilayah geografis yang di tentukan untuk tujuan itu, kadang-kadang tetapi tidak selalu merupakan wilayah administrasi atau pemerintah daerah seperti di Negara bagian atau provinsi
3.       DMO local, bertanggung jawab atas pengelolaan dan atau pemasaran pariwisata berdasarkan wilayah geografis yang lebih kecil atau kota.


Tujuan DMO
1.  Image making atau Citra destinasi adalah karakter atau gambar unik sangat penting dalam menarik pengunjung ke tujuan. Tidaklah cukup untuk memiliki serangkaian atraksi dan fasilitas yang baik jika calon pengunjung tidak mengetahui hal ini. Berbagai cara dapat digunakan untuk mempromosikan citra tujuan ( misalnya pemasaran dan branding, media perjalanan, pemasaran elektronik). Citra tujuan mencakup keunikan, pemandangan, keamanan kualitas lingkungan, tingkat layanan, dan keramahan orang.
2.       Branding adalah sebuah logo yang menceriminkan identitas suatu destinasi dan membentuk citra destinasi itu.
3.       Marketing adalah memasarkan destinasi dengan citranya yang baik dan juga brandingnya di pasarkan untuk menarik wisatawan.
4.       Penggerak ekonomi local
5.       Pemasar destinasi pariwisata
6.       Coordinator industry (pariwisata dan terkait pariwisata)
7.       Membangun dan menggali nilai keunikan lokal


Pentingnya DMO karena dengan DMO yang merencanakan aksi destinasi pariwisata, mekanisme koordinasi dan kolaborasi, mekanisme komunikasi, mekanisme pengelolaan, mekanisme pemantauan dan evaluasi. Pentingnya karna dia membantu dari multi sector dan multi actor. Tanpa DMO tidak ada yang bisa mengelola destinasi yang ada dinegari ini. DMO sebagai infrastuktur pariwisata.


Peran DMO dalam tata kelola destinasi :

1.  Kepemimpinan dan koordinasi : kepimpinan berperan penting dalam mengkoordinasi destinasi tersebut menjadi lebih baik atau berhasil. Contohnya leader di suatu destinasi dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dengan programnya sendiri, lebih mengutamakan produk dari pada mengutamakan profit.
2.  Perencanaan dan penelitian : merencanakan kebijakan dan strategi pariwisata untuk destinasi supaya mencapai target pasar yang ada dan mencari tahu cara untuk tetap meningkatkan pengembangan dan pemasaran produk
3.  Pengembangan produk : bertanggung jawab untuk mengembangkan kelanjutan pariwisata seperti fisik, orang, paket, dan promgram
4.  Pemasaran dan promosi : mengembangkan strategi pemasaran keseluruhan dan menyiapkan rencana pemasaran. Dan juga mengidentifikasi target pasar dan memilih branding yang baik untuk destinasi tersebut.
5.  Kemitraan dan pembangunan : menyusun tim tujuan yang efektif dan membagun aliansi untuk mencapai tujuan pengembangan produk dan tujuan pemasaran. Beberapa kemitraan di angun di dalam tujuan, sementara yang lain dengan pihak luar termasuk agen perjalanan, operator tur, penyedia transportasi, perencanaan MICE, dan lainnya.
6.  Hubungan masyarakat : DMO bertindak sebagai juara utama dan mengadvokasi pariwisata di dalam destinasi dengan meningkatkan kesadaran dan profil pariwisata secara local untuk mendukung pencapaian pengembangan produk dan tujuan pemasarannya.